Thursday, March 7, 2013

Sakitnya Sakarotul Maut


Setiap anggota badan memiliki hubungan dengan ruh dengan kadar yg
berbeda. Ruh yang dicabut dari raga seseorang berdampak sakit terhadap
setiap bagian tubuh dan rasa sakitnya sesuai kadar tersebut. Rasa sakit
yg sampai ke ruh tanpa perantara sangatlah dahsyat.

Setelah ruh diseret keluar tubuh, maka setiap anggota tubuh perlahan-
lahan akan menjadi dingin. Yang paling awal adalah kaki dan terakhir
adalah mulut. Ketika ruh berada di tenggorokan, cahaya matapun
menghilang.
Itulah sebabnya, Rosululloh saw bersabda, "Ya Alloh, ringankanlah
bagiku kesakitan ketika mati dan naza' (sakaratul maut)." Sebagai
ummatnya, kita seharusnya mengikuti jejak beliau saw.Diriwayatkan
bahwa serombongan ahli 'ibadah dari bani isroil tiba di suatu
daerah pekuburan mereka bermusyawarah untuk berdo'a kepada Alloh
SWT agar dengan izinNya dikeluarkan seorang penghuni kubur lalu
mereka akan bertanya bagaimana mereka (penghuni kubur) mengalami
maut. Maka keluarlah seorang penghuni kubur yang hitam dahinya,
menandakan ia dulu banyak bersujud. Ia berkata, "Apa yang akan kalian
tanyakan? Aku telah mati sejak 50 tahun tapi sampai sekarang belum
hilang sakitnya maut dari tubuhku."
Di dalam sebuah hadits disebutkan, Rosululloh saw bersabda, "Ya Alloh,
Engkau mengeluarkan ruh dari punggung, tulang dan jari-jari.
Mudahkanlah untukku kekerasan maut". Ketika Rosululloh saw berbicara
mengenai kerasnya maut, beliau bersabda bahwa sakitnya seperti
tebasan pedang di 300 tempat.
Dikatakan bahwa setelah nabiyulloh Musa a.s wafat, Beliau menemui
Alloh SWT. Maka Alloh bertanya bagaimana nabi Musa mengalami
kematian. Beliau menjawab, "Aku melihat nyawaku seperti seekor burung
yang sedang digoreng hidup-hidup, tetapi tidak mati dan tidak dapat
terbang ataupun lari." Riwayat lain menyebutkan seperti kambing yang
dikuliti hidup-hidup.
Aisyah r.ha berkata, "Ketika Rosululloh saw hampir wafat, maka
semangkuk penuh air ditaruh di sisi beliau saw. Kemudian beliau
berkali-kali memasukkan tangan beliau yang mulia ke dalam mangkuk
 itu lalu menyapu wajah beliau yang mulia dan berdo'a, Ya Alloh,
tolonglah aku dalam kesakitan naza' ini."
Nabi Ibrahim a.s pernah berkata kepada malaikat maut, Izrail a.s,
"Tunjukkanlah rupamu ketika kamu sedang mencabut nyawa orang
 fasik!". Malaikat menjawab, "Engkau tidak akan tahan melihatnya".
Nabi Ibrahim a.s berkata, "Tidak mengapa, aku akan coba". Izrail berkata,
"Tolong palingkan wajahmu ke arah lain !". Nabi Ibrahim memalingkan
wajahnya sebentar, lalu malaikat menyuruhnya berpaling kembali. Maka
beliau melihat sosok hitam bertubuh raksasa, berbulu lebat, bau busuk
tercium dari tubuhnya, berpakaian hitam, dari mulut dan lubang hidungnya
keluar api yang berasap. Melihat pemandangan tersebut, Nabi Ibrahim
jatuh pingsan beberapa lama. Setelah sadar beliau lihat wujud malaikat
yang semula. Maka beliau berkata, "Seandainya tidak ada adzab bagi
orang fasik, niscaya melihat rupamu saja sudah cukup  sebagai adzabnya".
Berbeda ketika menemui orang-orang sholih, ia akan berpenampilan
sangat indah. Nabi Ibrahim a.s berkata kepada malaikat maut,
"Tunjukkan wajahmu ketika mencabut nyawa hamba-hamba Alloh yang
sholih". Maka terlihat sosok yang tampan dengan pakaian yang sangat
indah berdiri di hadapannya dan tubuh yang berbau harum. Berkata
Ibrahim a.s, "Seandainya tiada balasan bagi hamba-hamba yang sholih,
melihat wajahmu saja ketika datang mencabut ruhnya, maka itu sudah
mencukupi".

No comments:

Post a Comment